Penggunaan telegram banyak kelebihannya, tetapi tentu ada juga kekurangannya. Salah-satu kekurangannya justru karena kelebihannya, yaitu bisa menampung jumlah yang besar, 100.000 peserta. Ini memunculkan kemungkinan penyusup, yaitu mereka yang tidak mendaftar (dan tidak belanja), kemudian ikut masuk lewat link dan memasukkan prospek serta mengolahnya sendiri. Jika tidak memanfaatkan link untuk grup atau channel, akan menjadi beban bagi para leader untuk invite orang, memindahkan dari sana kesini dan sebagainya.
Siapa yang rugi jika ada penyusup? . . . Leadernya!
Awalnya memang kelihatan mengasyikkan, grup Anda bertambah. Tetapi ini grup kosong yang dibangun oleh orang yang curang tanpa integritas. Grup ini berbeda dengan Grup BTD regular yang meskipun tidak ada "pemaksaan belanja", tetapi mereka berintegritas, lama-lama akan belanja. Grup ini tidak, karena ini menyangkut karakter seseorang. Jika Anda membiarkan ini terjadi di dalam grup, maka akan terjadi duplikasi kecurangan yang berpotensi menghancurkan grup Anda. Mereka tidak akan belanja dan Anda tidak bisa memaksanya karena mereka tidak terdaftar di MSO. Prinsip kepemimpinan, hal baik ditiru 50%, hal buruk ditiru 200%.
Bagi saya pribadi maupun MSO, penyusup ini tidak masalah karena membimbing grup atau channel berisi 100.000 atau 70.000 orang tidak ada bedanya. Tetapi bagi para leader, para penyusup yang tidak memiliki integritas ini akan menyebabkan masalah di kemudian hari.
Saya titip kepada para leader, jika ada penyusup hendaknya diingatkan untuk mendaftar dan belanja meskipun terlambat, atau dikeluarkan dari telegram. Untuk mencegah terjadinya duplikasi kecurangan di kemudian hari. Semakin kecil grupnya, leadernya akan semakin tahu adanya penyusup, dan semakin kuat dorongan untuk membiarkannya agar grupnya menjadi besar. Inilah ujian untuk menjadi seorang pemimpin.
Dr. Sigit & Wati
0 Komentar